Memperingati Tahun Baru Islam bersama anak-anak di Bandealit memberi kesan mendalam. Apalagi, obor yang mereka bawa benar-benar menerangi perkampungan setempat.
ABDUL MUIZ, ANDONGREJO, Radar Jember.
ADA nuansa yang sangat berbeda pada malam tahun baru Islam di Bandealit dan di tengah kota. Salah satu yang menonjol, obor yang dibawa anak-anak mampu menerangi jalan yang dilewati warga. Sementara di kota, tanpa obor pun sudah cukup terang.
Keceriaan anak-anak di Bandealit, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, itu begitu tampak, Sabtu (6/7) malam. Maklum, momen itu jarang dilakukan. Bisa juga hanya setahun sekali. Anak-anak pun semangat melantunkan salawat dan pujian untuk Nabi Muhammad SAW.
Saat itu, ada ratusan warga Bandealit yang ikut keliling kampung menyemarakkan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1446 Hijriah. Tak hanya anak-anak, para orang tua pun ikut pawai obor keliling.
Pawai dengan rute keliling kampung dari start hingga finish di Masjid Al-Falah itu juga dimeriahkan dengan penampilan hadrah warga setempat. Setelah keliling, ada istighotsah dan santunan anak yatim oleh cucu dari Habib Sholeh Tanggul bersama tokoh masyarakat setempat.
Pengasuh Ponpes Al-Falah Kiai Muhammad Taufiq Anwar menyampaikan, acara menyambut 1 Muharam itu dikemas dengan sederhana. Yakni pawai obor, hadrah, istighotsah, dan santunan anak yatim.
“Barokah itu tidak kelihatan, tapi bisa dirasakan, karena menyambut 1 Muharam disunahkan oleh Nabi. Apalagi diikuti dengan santunan anak yatim,” ujarnya di serambi Masjid Al-Falah.
Setelah istighotsah, Habib Muchsin bin Ahmad Al-Hamid mengisi tausiah. Menurutnya, beramal sedekah kepada anak yatim juga akan dapat mempermudah pertolongan dari Allah SWT.
“Seorang hamba yang penyayang dan membantu anak-anak yatim akan dipermudah segala urusannya oleh Allah. Tidak hanya kesulitan di dunia, hamba tersebut juga akan mendapatkan kemudahan dalam urusan akhirat kelak,” ucapnya.
Dia menambahkan, dekat dengan panutan tentunya menjadi mimpi bagi setiap muslim. Salah satu cara untuk menjadi teman Rasulullah di akhirat kelak adalah dengan cara menyantuni dan mengasuh anak-anak yatim piatu.
“Kesukaan Nabi adalah anak yatim. Mereka perlu dijaga seperti anak sendiri. Bila ada seseorang yang merawat anak yatim, Rasulullah akan mendoakannya,” pungkasnya.
Habib berpesan, meskipun lokasi peringatan jauh dari kota Jember dengan jarak 33 kilometer, namun esensi ibadah tetap sama. Mereka yang suka beramal baik dan suka menyantuni anak yatim akan mendapat berkah. (c2/nur)